Manusia dan Keindahan
A.
Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia adaah enak di pandang, bagus ataupun elok. Setelaah itu
mendapa awalan-ke dan akhiran-an sehinga menjadi Keindahan yang artinya Suatu
kondisi yang sangat enak di pandang sehingga tidak ingin terlalu cepat untuk
berpaling dari suatu keindahan.
Adapun
penggertian Keindahan menuruut beberapa para ahli, diantara nya yaitu :
1. Menurut Winchelman.> Keindahan itu dapat terlepas sama
sekali daripada kebaikan.
2. Menurut Humo (Inggris).> Keindahan adalah sesuatu yang
dapat mendatangkan rasa senang.
3. Menurut Hemsterhuis (Belanda) >Yang indah adalah yang
paling banyak mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnya paling banyak mcmberikan pengamatan-pengamatan yang
mcnycnangkan itu.
4. Menurut Emmanuel Kant.> Meninjau keindahan dan 2 segi.
Pertama dan segi arti yang sub ycktif dan kedua dan segi arti yang obyektif.
(a). Yang subyektif.
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa
sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si
penghayat.
(b). Yang obyektif.
Keserasian dan suatu obyek terhadap tujuan yang
dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi gunanya.
Selain itu juga ada 2 pembedaan arti
dari Keindahan, yaitu :
1.
Keindahan bersifat abstrak yaitu suatu keindahan
yang tidak terlihat namun sangat dapat di rasakan. Contohnya keindahan yang
dirasakan dari kebersamaan, keindahan
dari perilaku jujur bahkan keindahan nikmat-nikmat tuhan terhadap hambanya .
2.
Keinahan terhadap benda yang indah yaitu
eindahhan yng dpat terlihat dengan jelas dan dapat dirasakan secara visual
maupun auditory atau pendengaran. Suatu keindah akan berhenti pada titik indah
bukan pada keindahan nya sendiri, karena keindahan bersifat abstrak sehingga
keindahan itu bukan hal yang fakta sehinga jika menurut kita indah, namun belum
tentu menurut orang lain juga indah. Keindahan terhadap benda biasanya memacu
pada keindahan bentuk dan warna.
Perbedaan keindahan dilihat dari segi rasa keinginan manusia :
1.
Kontemplasi adalah perasaan yang ada berdasar dari dalam
diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah, membuat sesuatu yang memiliki
daya tarik untuk mengungkapkan suatu keindahan dari benda terserbut.
2.
Ekstansi adalah perasaan yang ada
berdasar dari dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati
sesuatu yang sudah ada yang mereka anggap indah.
Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Estetika adalah salah satu cabang
filsafat. Secara sederhana, estetika adalah imu yang membahas keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pada
masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
- Studi mengenai fenomena estetis
- Studi mengenai fenomena persepsi
- Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
Nilai Instrinsik dan Ekstrinsik
- Nilai Instrinsik
Setiap objek mengandung kualitas tertentu, kualitas atau nilai demikian disebut dengan nilai intrinsik. Jadi, nilai intrinsik adalah nilai yang berdiri sendiri. - Nilai Ekstrinsik
Merupakan suatu nilai susila yang harus dihubungkan dengan hal-hal lain diluar tindakan itu yakni konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
B. Renungan
Renungan berasal dari kata renung yang
artinya memikirkan sesuatu, merenung adalah
aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings)
yang sungguh berbeda dengan termenung
Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control. Saat kita merenung dan termenung maka kita akan berdialog dengan diri sendiri, perbedaan nya disini adalah ketika kita termenung dialog yang terjadi lebih cenderung ke arah meratapi hidup atau mengeluh akan sesuatu, sedangkan merenung akan lebih cenderung kearah peruraian masalah dari termenung sendiri, dialog yang terjadi biasa nya upaya peruraian atau pemecahan masalah.
Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control. Saat kita merenung dan termenung maka kita akan berdialog dengan diri sendiri, perbedaan nya disini adalah ketika kita termenung dialog yang terjadi lebih cenderung ke arah meratapi hidup atau mengeluh akan sesuatu, sedangkan merenung akan lebih cenderung kearah peruraian masalah dari termenung sendiri, dialog yang terjadi biasa nya upaya peruraian atau pemecahan masalah.
Berarti dalam merenung ini banyak menguraikan masalah dari
termenung, orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara
hati dan otak.
Dapat di simpulkan bahwa renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal. Terkadang seorang senimanpun membutuhkan renungan jika akan menciptakan suatu karyanya.
Dapat di simpulkan bahwa renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal. Terkadang seorang senimanpun membutuhkan renungan jika akan menciptakan suatu karyanya.
Dalam mrerenung untuk menciptakan seni, ada beberapa teroi,
yaitu :
1.
Teori
Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
2.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan
mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia
adalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi.
3. Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
C.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi
yang berarti cocok, kena, benar. Keserasian adalah meletakan kedua belah
sesuatu menjadi sesuatu yang cocok . Misalkan kita meletakkan tutup bollpoint
di atas bollpoint akan cocok, kaena tidak cocok jika tutup bollpointdi letakan
pada atas pensil. Cocok, kena dan benar dalam keserasian mengandung unsur perpaduan,
pertentangan,perimbangan dan ukuran
Dalam pengertian perpaduan, misalnya orang yang berbadan kurus tidak akan cocok jika
mengenakan aju berwarna hitam polos, karena akan terlihat lebih kurus. Apabila
cara perpaduan itu kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai,maka tidak akan
menghasilkan keserasian, sebaliknya jika perpadun nya sesuai maka akan serasi
dan dapat membuat orang laimaupun diri sendiri puas dan lebih menarik. Atau
jika Orang yang berbadan gemuk mengenakan baju berwarna hitam bermotif penuh,
maka akan cocok karena akan erlihat tidk terlalu gendut.
Pertentangan,
mungkin kebanyakan orang berpendapat bahwa pertentangan itu tidak akan
mengasilkan keserasian, namun fakta nya bahwa pertenangan adalah salah satu
unsur dri keserasian. Pada hakektnya irama yang mengalun itu merupakan
pertentangan dari suara tinggi rendah, panjang pendek, dank keas lembut. Pada
dasarnya keindahan adalah sejumlah kualitas tertentu yang terdapat padasesuatu
hal. Kualits yaangpada umumnya adalah kesatuan (unity), keselaasan (harmoni),
keetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan keterbalika (contrast).
Namun ada juga yang mengatakan bahwa keindahan adalah suatu kumulan hubungan
yang erasi dalam satu bendadan iantara benda itu dengan si pengamat.
Dalam hal ini sangat terlihat jelas
bahwa keserasian dengan keindahan itu sangat berkaiatan, karena pada saat
terjadi keserasian dan semuanya itu kan terlihat lebih indah dan menyenangan
hati.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar