Gengsi Dong
Gengsi Dong
Sakit Hati dan jatuh cinta, itu
kata-kata yang sangat familar sekali khususnya dikalangan remaja. Sakit hati
yang menyebabkan berujung pada kegalauan dan kebahagiaan. Aku tidak menyangka
akan sedekat ini dengan seroang lelaki yang aku kenal hanya lewat facebook dan
berlanjut ke BBM, memang sekarang ini sedang marak-maraknya berkenalan lewat
media sosial, padahal aku ini dikenal oleh teman-temanku adalah tipe orang yang
sangat cuek kepada orang yang belum dikenal, apalagi lewat media sosial, sangat
mustahil aku untuk meresponnya. Namun, aku rasa beda dengan yang ini, yang
menanyai ku dengan baik-baik dan soapan, akhirnya aku mencoba untuk membalas
inbox nya dan tidak disangka kita chattingan hingga larut malam, entah apa yang
dibicarakan namun aku merasa nyaman dan nyambung saja mengobrol dengan nya. Dia
memperkenalkan namanya yaitu “Arman” . Hingga keesokan harinya aku dan arman
sering sekali chattingan menanyakan hal-hal yang dianggap tidak penting namun
menjadi salah satu pembicaraan ngalor ngidul entah kemana asalkan bisa tetap
mengobrol. Pada pagi hari, aku bangun tidur cek handphone dan benar saja ada
inbox dari Arman, dan segera aku membukanya “Hey selamat pagi Nis, jangan lupa
sholatnya ya” dan akupun langsung memjawab chat dari arman dengan senyum-senyum
sendiri, ya dia adalah sosok lelaki yang selalu mengajrkan agama,karena biar
bagaimanapun dia adalah seorang santri.
Setelah lama aku chat dengan Arman
lewat Facebook, akhirnya Arman pun meminta aku tuk memberikan pin BBM nya,
namun aku menolak dan dia pun tidak memaksa. Namun, aneh nya dia bisa
mendapatkan BBM ku entah dari siapa padahal aku tak pernah memberitahunya,
pikirku pasti dia meminta kepada teman-teman dekat ku, namun aku berfikir lagi
“dia kan tidak mengenal teman-temanku, bahkan kita kenal saja lewat media
sosial” ahhhh... sudahlah, aku tidak bergitu tertarik untuk mengetahui soal
itu. Tidak lama kemudian, ada Notification BBM, dan ternyata yang tak lain “Arman”
meng invite ku, dan jelaslah aku Acc. Cukup lama aku dekat dengan “Arman”
sehingga aku merasa nyaman dengannya, dan tak segan aku tuk berbagi tentang
kisah asmaraku kepadanya. Pada suatu hari, aku menceritakan hal ini kepaada
temanku, “Yan, gue punya kenalan dari Facebook namanya “Arman” kalo dilihat
dari foto sih dia ganteng, dan tutur katanya itu sangat sopan, kayak nya gue
mulai suka deh sama dia” Sontak, Riyan pun kaget “Serius lu nis, sejak kapan lu
doyan sama ornang-orang media sosial” , “yaelah yan, dia itu ngechat gue
baik-baik yaudah gue bales, dan ternyata dia emang baik kok, yaudah yan gue mau
balik dulu kita ketemu besok lagi dikelas oke” jawabku sembari pamitan mau
pulang duluan karena memang tidak ada kegiatan apapun setelah pulang sekolah,
ya wajrlah aku sudah kelas 12 dan UN pun sudah dilaksanakan, hanya persiapan
untuk masuk Perguruan Tinggi.
Sesampainya
di rumah, aku disambut riang oleh ibu dan adik perempuanku, namun beliau
bertanya dengan nada heran “Nis, kenapakamu terlihat bahagia seperti itu ? “
“Siapa yang tidak bahagia, pulag sekolah disambut riang oleh ibu dan adiknya”
jawabku ngeles, padahal bukan itu bukan penyeababnya, namun aku sengaja tidak
menceritakan ini pada ibuku karena,memang aku sebenarnya belum di izinkan untuk
pacaran. Ibu ku hanya tersenyum penuh makna mendengar jawabanku tadi , dan
langsung menyuruhku ganti baju dan langsung makan siang bersama. Seusai aku
ganti baju, aku langsung cek hp ku apakah ada pesan dari “Arman” atau tidak,
dan ternyata tidak ada, sehingga aku meletakkan handphone ku kembali dengan
muka sedikit tidak mengenakkan. Akhirnya aku memilih untuk bergegas ke ruang
makan untuk makan siang bersama ibu dan adikku yang sudah menungguku, di ruang
makan itu kita sambil makan dan diselingi candaan-candaan ringan agar tidak
bosan. Akhirnya setelah selesai makan, aku memilih untuk masuk kke kamar “bu,
aku ke kamar duluan ya” kataku, “loh kenapa nis, biasanya kamu bermain dulu
dengan adikmu, tapi ya sudahlah masuk saja ke kamrmu, mungkin kamu sedang cape”
jawab ibu ku. Aku pun langsung masuk ke kamar dan sontak saja keinginanku untuk
mengecek handphone ku, dan ternya ada pesan dari “Arman” dan “Rio” yang menjadi
kekasihku saat itu, namun aku hanya membalas pesan dari “Arman” meskipun Rio
sudah mengirimi beberapa pesan singkat kepada ku, aku tetap tidak
mempedulikannya.
Aku
merasa sepertinya aku mulai ketergantungan denagn lelaki ini, siapa lagi kalau
bukan “Arman” . Tiba-tiba dalam pesan itu “Arman” menanyakan “Nis, apakah kamu
sudah punya pacar ?” sontak saja aku kaget setenagh mati dan bingung harus
menjawab apa, namun aku tetap jujur kepadanya “Iya man, aku sudah punya pacar” jawabku,
lalu dia menjawab dengan basa-basi “apakah pacarmu tidak akan marah, jika kamu
chattingan dengan ku ? “ dengaan cepat aku menjawab “Biarkan saja man, aku
dengannya sedang ada masalah” , memang saat itu aku sednag ada masalah dengan
pacarku “Rio” , dia selingkuh dengan teman dekatku bukan hanya sekali namun
sudah lebih dari dua kali, akhirnya akupun menceritakan masalahku kepada
“Arman” dan “Arman” memberikanku solusi jitu namun di akhirkalimatnya itu pasti
dia berkata “Bukan berarti aku ingin merusak hubungan my dengan pacar mu loh
ya” katanya. Di kantin sekolahku, aku sedang berbincang-bincang dengan Riyan
sahabatku yang taklain sedang membicarakan seorang lelaki yang mampu membuatku
mabuk kepayang, tiba-tiba “Rio” datang menghampiriku dan berkata pada Riyan,
“Yan, bolehkah gue berbicara dengan Nisa sebentar saja ?” Riyan pun langsung
melirik ke arahku dan aku hanya memberi kode, agar Riyan pergi sebentar “Oke,
gue akan pergi dulu, tapi lu jangan macem-macem sama temen gua Nisa bro, inget loh Cuma sebentar”, “Selow bro,
gue ga bakal macam-macam sama nisa kan gue pacarnya” kata “Rio” . Aku hanya
tersenyum kesal setelah mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut
Rio “ Lu pacar gue ? itu kemaren, tapi sekarang udah engga” langsung saja aku
memutuskan “Rio” sebelum dia berkata apa-apa kepada ku, “ Sorry nis, gue tau
kalo gue salah gue udah nyakitin hati lu dengan selingkuh sama temenlu sendiri,
gue mohon kita jangan putus nia” pintanya padaku.
Aku
yang sudah emosi pada “Rio” aku tetap pada pendirianku untuk putus dengan nya.
Akhir nya bell pulang berbunyi, dan aku langsung pulang. Sesampai nya di rumah,
aku langsung masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya karena temnannya itu
tega main menusuk nisa dari belakang. Di saat aku sedang menangis tiba-tiba
Handphone ku berbunyi, dan kali ini aku mendapati pesan dari “Riyan” dan
“Arman” , aku buka pesan dari “Riyan” terlebih dahulu yang isinya dia
menanyakan bagaimana kejadian tadi siang di kantin saat “Rio” menghampiri ku.
Dan setelah itu aku buka pesan dari “Arman” yang isinya “Jangan lupa makan ya
nis” akupun langsung membalas pesan dari “Arman” setelah cukup lama aku berbalas
pesan dengannya, akhirnya arman menanyakan hubungan aku dengan pacarku “Rio” .
Akhirnya dengan terpaksa aku menceritakan semua nya, dan dia hanya menjawab
“Sedih lah sewajarnya saja, kalo pacarmu itu jodohmu dia pasti akan kembali”
nasehatnya. Mendengar kata-kata itu aku langsung berhenti menangis dan mencoba
melupakan Rio sepenuhnya, dan kali ini aku tidak berharap “Rio” menjadi
jodohku, namun aku berharap “Arman” yang akan menjadi jodohku. Di kelas, Aku
mendapati “Riyan” yang sepertinya sudah menungguku dan penasaran akan kejadian
kemarin di kantin saat aku bersama “Rio” , setelah aku masuk kelas Riyanpun
langsung menghamapiri ku dan benar saja dia menanyakan hal itu dan aku hanya
menjawab dengan singkat “Gue sama Rio udah putus” dan Riyan hanya menjawab
“Akhirnya lu sadar juga” dengan candaan khas kita berdua, dan ujung-ujung nya
aku menceritakan soal “Arrman” dan aku mengatakan pada Riyan “Kayak nya gue
jatauh cinta deh yan sama Arman” sontak saja Riyan kaget dan tertawa geli
setelah mendengar ucapanku tadi .
Memang dulu aku menganggap gila jika
ada orang bisa jatuh cinta dengan kenalan nya lewat media sosial, namun saat
ini sungguh aku merasakan kegilaan itu. Tak terasa lama aku mengobrol dengan
Riyan, tiba-tiba Handphone ku bergetar dan langsung aku cek ternayata ada pesan
masuk dari “Arman” dan akhirnya aku berbalas-balasan pesan dengan “Arman”
sembari mengobrol dengan “Riyan” . Setelah lama berbalasan pesan dengan “Arman”
tiba-tiba dia menanyakan hal yang tidak pernah aku duga “Nis,maukah kamu jadi
pacar aku” dan aku bingung menjawab nya, akhirnya aku hanya menjawab “Maaf aku
ga bisa, luka yang kemarin sjaa belum kering “ dan akhirnya “Arman” hanya
menjawab “Ya sudah, fokus saja sama kuliahmu” .Sebenarnya aku ingin sekali
menjadi pacar “Arman” , tapi itu tidakmungkin karena aku saja baru putus dengan
pacarku “Rio” belum lama, apalagi aku belum pernah ketemu sama sekali dengan
“Arman” jadi aku tidak yakin. Setelah beberapa hari kejadian itu, aku dan Arman
masih berkomunikasi lancar, namu setelah kita sudah aktif kuliah, kita menjadi
sibuk masing-masing dan bahkan arman sangat jarang memberi kabar pada ku.
Terkadang aku menyesal telah menolah “Arman” namun arman selalu bilang padaku “Sejauh apapun kita, sejarang
apapun kita berkomunikasi, kalau kita berjodoh pasti akan bertemu juga” karena
“Arman” itu seorang santri dan sekarang sedang kuliah sembari memperdalam ilmu
agamanya, jadi dia tidak ingin mengajakku pacaran lagi namun dia ingin
menghalalkan ku dengan cara yang di Ridho’i Allah “katanya” . Sedangkan aku
disini yang mengharapkan bisa sering berbalas pesan dengan nya seperti dulu,
terkadang aku hanya curhat kepada “Riyan” dan jika aku sudah Rindu sekali pada
“Arman” aku hanya menangis dan berdo’a karena aku tidak mau mengirimi pesan
lebih dulu kepada “Arman” . Setiap kali aku menceritakan hal ini pada Temanku
pasti mereka hanya bilang “Tenang saja, kamu Berdo’a toh kalo Arman itu jodoh
mu pasti akan bertemu juga kok” itu
kata-kata yang sering sekali aku dengar, dan aku hanya tersenyum penuh harap jika
mendengar kata-kata itu. Krena aku adalah orang yang sanagt mempertahankan
gengsiku, makanya aku dari dulu tidak pernah mengirimi pesan terlebih dahulu
kepada lelaki sekalipun aku sangat mencintai lelaki itu ya kecuali kepada
Ayahku dan sahabatku.
Komentar
Posting Komentar